Tips Piknik

Om, numpang Toilet, Om!

Kebiasaan saya kalau mau wudhu selalu ke toilet dulu. Walaupun gak lagi pengen pipis, tapi kalau ujug-ujug pegang air wudhu, selesai wudhu selalu kebelet pipis. Daripada ngulang wudhu, saya biasakan ke toilet dulu baru ambil wudhu.

Namun kejadian di Stasiun Lempuyangan minggu lalu bikin saya gemas. Hal sepele jadi rumit lantaran toilet stasiun dan musholla terpisah oleh sebuah pagar kawat. Padahal letaknya bersebelahan, tapi satu sama lain saling terpisah.

Kereta Logawa yang saya naiki dari Surabaya tiba di Lempuyangan jam 16.19. Selama di atas kereta, saya gak sekalipun ke toilet. Dan mendekati Lempuyangan ada perasaan tertahan di perut bagian bawah. Rencana saya turun di Lempuyangan cari Musholla untuk sholat sekaligus buang hajat kecil.

Begitu menapakkan kaki di Stasiun, hal pertama yang saya lakukan adalah clingak-clinguk cari tulisan ‘Musholla’. Waah, adaa, dia berada di paling ujung stasiun berdekatan dengan pintu keluar. Menuju ke Musholla, saya harus melewati belokan yang mengarah ke pintu keluar.

Nahas, sudah tiba di depan Musholla, ada pagar kawat ditempeli tulisan, “ke Musholla lewat pintu keluar”

“Lho.. harus keluar dulu, ternyata..”

Mau nggak mau dong, saya harus mundur lagi ke belakang lalu belok kiri menuju pintu keluar. Sebelum keluar pagar, terlihat toilet dengan beberapa orang ngantri.

Sengaja saya cuekin toilet, karena saya mau ke Musholla. Biasanya kalau musholla di luar sudah lengkap sama toiletnya.lokasi toilet persis di samping pagar pintu keluar Stasiun.

Tiba di Musholla, cepat saya lepas sepatu dan clingak clinguk cari toilet. Lhadalah, ternyata gak ada toilet, Jeh! Adanya tempat wudhu aja. Itupun tempatnya terbuka, wudhu laki sama wudhu perempuan jadi satu di situ.

Setengah nahan pipis, saya putuskan sholat dulu. Jujur aja sebenarnya gak konsentrasi sholat, soalnya makin di khusuk-khusukkan, rasa kebelet makin menjadi, haha..

Selesai sholat, saya pakai sepatu buru-buru, trus loncat ke luar dan kembali ke pagar pintu keluar Stasiun buat numpang ke toilet sebentar.

Disana ada seorang Mas-mas satpam berdiri. Dengan santai saya katakan, “Pak, misi, saya mau ke toilet bentar” saya yakin dikasih masuk, lha wong, tempatnya deket pagar ini. Apalagi saya juga mantan pelanggan PT KAI yang sepuluh-lima belas menit lalu baru keluar dari stasiun.

“Gak bisa, Mbak. Toilet khusus untuk penumpang kereta aja” kata si satpam

“Lho, saya tadi juga naik kereta, Mas. Karena mau sholat aja saya keluar soalnya lewat situ gak bisa” sedikit ngeyel saya.

“Iya, tapi Mbak, kan sudah keluar stasiun” katanya.

Nggapleki temen wong iki!

Saya tahan-tahan supaya gak jatuh misuh disitu, haha.. gimana nggak sebel, coba..

Dengan sedikit kecewa, saya langsung pergi dari stasiun. Masalahnya sih sepele, tapi urusan perut gak bisa bohong. Mana kebelet pipis nya makin menjadi pula.

Beruntung di depan stasiun ada rumah warga yang double fungsi jadi parkiran motor. Begitu melihat ada tanda panah berderet huruf “TOILET” buru-buru saya masuk. Saya cuek aja ditatap penjaga parkiran sambil pasang muka bingung. Biar gak jadi fitnah, tanpa di tanya saya langsung ngomong, “numpang toilet, Om!” sambil berlalu.

Selesainya, saya deketi si Om penjaga perkiran sambil bilang terima kasih.

Jadi kawan piknik, besok-besok kalau turun di stasiun Lempuyangan, TANDAI!, bahwa musholla dan toilet disana tidak saling terhubung. Kalau merasa pengen pipis, mending pipis aja di toilet kereta, daripada jadi rumit kayak saya, heuheu.. *Saya tandai, kamu!* 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *