Tips Piknik

Drama KAPAN

Setiap kali terlontar kata piknik, satu grup WA yang didominasi Mama-Mama Blogger Surabaya ini selalu heboh karepe dewe. Semua destinasi disebut sekaligus pula nyusun itinerary menuju kesana. Tak segan mereka menceritakan pesona keindahan pariwisata dan damainya suasana alam, hingga satu grup pun terpikat oleh daya keeksotisannya. Lebih tepatnya terbawa oleh gaya bercerita hingga yang membaca terbawa mupeng..

Sudah menjadi kebiasaan di grup ini jika ada acara selalu membuat catatan absen. Siapa saja yang minat harus melanjutkan nomor urut beserta nama di bawahnya, seperti ini:

PIKNIK BROMO:

1. Yuni
2.
3.
Dst hingga kuota penuh.

Dalam catatan absen ini akan terlihat data kasar siapa saja yang ikut meskipun di lapangan ada yang mengundurkan diri dengan alasan jelas, dan kami tidak terlalu mempermasalahkan hal-hal seperti itu. Namanya juga baru rencana.

Jika sudah seperti ini pembahasan akan mengerucut dengan sendirinya. Orang Jawa bilang, koyok yok-yok’o. Terjemahan Bahasa Ibunya, udah bener-benar yakin!

Sebalnya, ketika semua sedang serius-seriusnya menyimak sambil lempar ide sana-sini, tiba-tiba diskusi itu berhenti. Seperti ada alarm genting yang menyuruh mereka tidak melanjutkan percakapan.

“Jadi udah deal ya, kita akan pergi Camping ke Mojokerto sehari semalam dengan biaya per orang sekian, bawa bahan makanan sendiri-sendiri masaknya disana rame-rame. Nanti aku yang akan reservasi. Nah, baiknya kita berangkat KAPAN?”

Hening.

Ditunggu sampai lama, masih juga tidak ada jawaban. Kalaupun ada yang muncul, topiknya yang datar-datar.

Besoknya tema obrolan sudah berubah lagi, dan lupa kemarin habis ngobrol serius apa. Amnesia rame-rame itu ternyata asyik!

Dua bulan kemudian, ditengah asiknya bahas sesuatu, tiba-tiba ada yang cerita tentang keindahan gunung Bromo. Secara emosional, mereka melampiaskan kekaguman indahnya sunset di Pananjakan. Bagaimana dinginnya hawa Bromo saat dini hari hingga bibir aja bisa mengeluarkan asap tiap kali dipakai ngomong. Nikmatnya makan bakso dan jagung bakar di tengah udara dingin tanpa perlu ditiup dulu sebelum masuk ke mulut. Sontak satu sama lain terperangah, muka pengen, dan kepo. Saking mupengnya, spontan salah satu orang melontarkan keinginannya pergi ke Bromo.

“Ke Bromo aja, yuk!”

“KAPAN?”

Hening lagi.

Helooo, apa kabar yang mau pergi Camping?

Kami ini, Mama-Mama Blogger bukan tidak pernah jalan-jalan. Sering, tapi belum pernah sekalipun merasakan hebohnya jalan bareng segrup yang rata-rata Emak-emak. Sensasinya beda antara jalan bersama keluarga, jalan bersama Ibu-Ibu PKK, jalan bersama Ibu-Ibu pengajian, dan jalan sama teman di grup online yang jadwal ketemuannya tergantung arah angin undangan even. Gak ada even, ya gak ketemu. Ada even pun, yang datang gak semua.

Meskipun hanya aktif ngobrol via chatting, kentara banget kekompakan kami. Saling mendukung, saling me-puk-puk ketika ada yang tertimpa musibah, yang paling jelas kompaknya adalah saat harus menjawab pertanyaan KAPAN, kompak semua diam!

Bayangkan, bagaimana kurang seriusnya bahas rencana jalan-jalan. Berjam-jam kami duduk mantengin HP sambil melontarkan ide membahas segala sesuatu apa saja yang harus disiapkan. Bahkan hingga hal-hal kecil saja sudah kami matangkan dengan sangat baik yang akhirnya kelamaan mikir jadi gosong. Lucunya, kok ya nggak ada kapoknya ngomongin jalan-jalan. Serunya itu dichatting!

Kalau dipikir lagi, sudah berapa tempat kami bicarakan, mulai dari Camping, Rafting, ke Bromo, ke Batu, ke Bali, .. luar negeri gak usah dibahas, susah diterima nalar, haha. Semakin ngenes lagi kalau ingat Kenjeran. Berapa, sih, jauhnya Kenjeran dari Surabaya? gitu lho, kok, ya gak sampai-sampai juga pergi kesana. Bahkan hingga tulisan ini diturunkan, kami belum juga sampai ke Kenjeran. Gara-gara KAPAN ini lho, ah!

Semacam ada kutukan dari pertanyaan KAPAN. Disinyalir KAPAN menggagalkan rencana berangkat piknik rame-rame. Dan kekompakan selalu siap berdiri di garda depan. Saran saya, kalau kalian punya rencana piknik bersama rekan segrup WA, buru-buru di tutup dengan kepastian tanggal. Sebab, selama KAPAN masih bertengger disana, semua obrolan indah itu akan berakhir dengan pengharapan!

Heran, ada apa dengan si KAPAN. Tiap kali ada dia, kalau gak molor, rencana itu pasti gagal. Sudah berapa banyak grup yang saya ikuti melontarkan ajakan jalan, begitu digabruk pertanyaan KAPAN, berakhirlah dengan kesunyian. Kayaknya lho, pertanyaan KAPAN memicu orang untuk kembali sibuk bekerja. Yang sedang masak, terhenti gara-gara nimbrung ikut bahas rencana piknik. Begitu disenggol pertanyaan KAPAN, tau-tau ngilang dengan alasan perkedelnya gosong..

KAPAN memang tertuduh yang paling enak dituduh setelah niat. Kalau sudah diusir tapi KAPAN masih membelenggu jiwa dan raga, gak usah mikir rumit, disomasi saja!

Jadi, KAPAN kita jalan-jalan ke Jatim Park?
Besok!
Oke, Besok, ya..
Besoknya kapan?
Pokoknya besooookkkkkk!

Sip deh.
Habis cerita, kemudian hening 😀

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *