Jalan-jalan

Wisata Sejarah Kesultanan Melayu Deli di Medan

Setelah mengunjungi Museum Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, saya jadi makin ingin mengenal lebih banyak lagi kota kerajaan di Indonesia. Salah satunya melakukan wisata sejarah Kesultanan Melayu Deli di Medan.

Sejak dulu, Medan adalah kota pertama yang ingin saya kunjungi di Pulau Sumatera. Tapi rejeki membawa saya lebih dulu ke Palembang, hehe..

Sebelum menjadi Medan, orang kita mengenalnya sebagai Tanah Deli. Daerah yang menurut saya damai dan tenang dibawah kepemimpinan Kesultanan Melayu, Tuanku Panglima Gocah Pahlawan.

Bagi saya, Medan dan Sumatera Utara adalah provinsi yang unik. Sebanyak 8 etnis: Melayu, Batak Toba, Karo, Mandailing, Pesisir, Simalungan, Pakpak Bharat, dan Nias bersatu dan memperkaya kekerabatan di negeri ini. Dibalik nada bicaranya yang keras, orang Medan sebenarnya menyenangkan. Secara diam-diam, saya ingin bisa berbicara se-smart cara bicara orang Medan. Gayanya simple dan menyenangkan.

Wisata Sejarah Kesultanan Melayu Deli di Medan

Kesultanan Deli mewarnai sejarah kerajaan di nusantara pada tahun 1632. Berada di ujung paling barat nusantara, Aceh dan Medan menjadi gerbang masuknya orang luar ke wilayah nusantara. Sebut saja Arab, China, dan India.

Jika ditarik jauh kebelakang, sebelum Kesultanan Deli, di Indonesia telah berdiri beberapa Kerajaan Islam, antara lain Kerajaan Perlak di Aceh Timur (840 – 1291 M), Kerajaan Ternate (1257 – 1950 M), Kerajaan Samudera Pasai di Aceh Utara (1267 – 1521 M), Kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat )1347 – 1825 M), Kerajaan Malaka di Malaka dan Riau (14015 – 1511 M), Kerajaan Cirebon di Jawa Barat (1430 – 1677 M), dan Kerajaan Demak (1475 – 1548 M).

Betapa beruntungnya jadi orang Indonesia. Meski sudah menjadi Negara republik, sisa-sisa kehidupan kerajaan di nusantara masih dapat dinikmati hingga sekarang. Saya bahkan pernah menulis tentang Gua Sunyaragi peninggalan dari Kerajaan Cirebon.

Bila suatu saat saya mengunjungi kota Medan, destinasi yang utama saya kunjungi adalah wisata sejarah Kesultanan Deli! Sungguh, saya jatuh cinta dengan bangunan tua sekaligus mengenal perjalanan Indonesia jaman dulu. Berikut ini daftarnya:

Istana Maimun

Istana Maimun cukup ikonik di Medan. Siapapun yang datang ke Medan sepertinya tak melewatkan berkunjung ke istana yang dibangun pada tahun 1888.

Image: Wikipedia

Gedung berlantai 2 yang memiliki 30 ruangan ini, didirikan oleh Sultan Mahmoed Al Rasyid Perkasa Alamsyah, keturunan raja ke 9 Kesultanan Deli.

Kini usianya telah lebih dari satu abad, namun kekokohan bangunan masih tampak segar dengan dominasi tembok berwarna kuning. Sentuhan islam istana ini sangat melekat, terutama struktur lengkungan luar.

Yang paling saya ingin lakukan di Istana Maimun adalah berfoto ala bangsawan Deli! Dari teman saya mendapat cerita bahwa di sini terdapat penyewaan baju adat untuk properti foto. Wah, asiknya.

Masjid Raya Al Mashun

Masjid Raya Al Mashun lokasinya tidak jauh dari istana Maimun. Konon, masjid ini dulunya bagian dari istana, tapi sekarang menjadi terpisah.

Image: Wikipedia

Masjid ini juga sangat ikonik, terutama bentuk kubahnya yang menyerupai arab dan india. Catnya berwarna putih dengan bentuk bangunan segi delapan. Masjid ini sekarang usianya juga masuk satu abad. Selesai dibangun tahun 1909.

Karena keunikannya, seringkali saya melihat foto-foto masjid raya Al Mashun lebih mirip masjid di Negara arab.

Taman Sri Deli

Taman Sri Deli juga masih dalam satu kawasan istana Maimun dan Masjid Raya Al Mashun. Konon, taman Sri Deli dulunya tempat istirahat Sultan Deli beserta keluarganya.

Taman Sri Deli pada masanya. Image: Wikipedia

Di taman ini kita dapat berfoto dengan latar belakang menara masjid raya Medan. Dilengkapi kolam air yang bersih, pemandangan sekitar menjadi layaknya masjid Taj Mahal, India.

Grand Aston City Hall dan Gedung Balai Kota Lama Medan

Setelah saya telusuri, teramat banyak destinasi wisata di Sumatera Utara. Bila saya berkunjung ke mari, mungkin saya akan menghabiskan banyak waktu khusus untuk mengeksplor kota yang terkenal dengan durian enak ini.

Untuk urusan hotel di Medan, saya sudah memiliki pandangan. Yaitu akan menginap di Grand Aston City Hall.

Kenapa saya langsung menjatuhkan pilihan hotel? Alasannya adalah hotel bintang 5 ini bagian restorannya merupakan gedung bersejarah, yaitu Gedung Balai Kota Lama, Medan.

Sebelum menjadi hotel, gedung Balai Kota Lama dulunya adalah De Javasche Bank alias bank Indonesia. Dibangun pada tahun 1908, dan berada di titik nol kilometer kota Medan.

Oya, gedung ini memiliki lonceng. Lonceng sumbangan dari Tjong A Fie, salah satu orang sukses di Medan yang terkenal dermawan. Tjong A Fie bahkan menjadikan rumahnya sebagai obyek wisata di Medan, lho! Namanya Rumah Tjong A Fie.

Mencari Hotel Murah di Medan

Meski sudah memiliki gambaran hotel yang akan saya inapi, saya perlu juga menelusuri harga hotel yang paling murah. Kalau ada selisih harga, kan lumayan. Bisa menekan budget, hehe

Usaha saya untuk mendapatkan harga ramah kantong adalah dengan menelusuri website pencarian hotel Pegi-pegi. Tak hanya itu saja, dengan reservasi melalui online seperti ini, saya kerap mendapatkan promo potongan harga.

Teramat banyak pilihan harga yang disajikan oleh Pegipegi. Tinggal pilih saja mana yang cocok. Sebenarnya saya minat juga nginap di Emerald Garden Hotel, hotel bintang 4 yang lokasinya dekat banget dengan Istana Maimun, Masjid Raya Medan, dan Taman Sri Deli.

Saat bingung mencari penginapan murah di Medan, kita bisa manfaatkan fitur filter sesuai kebutuhan. Bintang berapa, lokasinya mana, fasilitas yang diinginkan seperti apa, hingga tipe hotel. Keren, kan?

Wisata Sejarah Kesultanan Melayu Deli di Medan merupakan sebagian kecil saja obyek kunjungan di Sumatera Utara. Karena masih ada destinasi lain yang juga sangat menarik. Seperti Museum Negeri Sumatera Utara, Desa Adat Dokan di Karo, Hombo Batu di Nias Selatan, Bukit Lawang di Langkat, Danau Toba, Pulau Mursala, dan lain-lain. Jangan lupa juga ici-icip makanan khas Medan seperti Bika Ambon, Ombus-ombus, Lemang, dan durian serta rambutan! Hmm, ajiiibbbb… Duh, gak sabar segera angkat ransel, nih!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *