Jalan-jalan

Menyusuri megahnya Masjid Agung Sumenep

Megahnya Masjid Agung Sumenep begitu mengesankan!

P_20151130_174811

Sehari di Sumenep rasanya tak cukup untuk mengeksplorasi tempat menarik di Kabupaten paling ujung di timur pulau Madura. Apalagi Sumenep memiliki bangunan Masjid yang sangat menarik. Gaya arsitekturnya Instragamable. Namanya Masjid Agung Sumenep. Lokasinya bersandingan dengan Alun-alun Kabupaten.

Baca juga Pesona pulau Gili Iyang Sumenep

P_20151130_174656

Menjelang waktu sholat Maghrib saya dan teman-teman berjalan menuju Masjid Agung yang berada di ujung jalan. Meski langit belum sepenuhnya gelap, tetapi para PKL sudah bersiap dengan lapak dagangan di pelatarannya yang luas. Ada beraneka macam dagangan yang mereka gelar, mulai mainan anak-anak, pakaian, sepatu, hingga makanan dan minuman. Eh, ada juga mobil odong-odong dengan karakter lucu yang akan membawa keliling pengunjung.

P_20151130_174302
Mobil odong-odong yang lucu punya.. 😀

Suasana sore di pelataran Masjid Agung Sumenep sangat meriah!

Ada beberapa tahap bangunan yang harus dilalui sebelum masuk ke dalam masjid. Pertama-tama harus melewati gerbang masjid dulu. Yakni berupa bangunan melengkung yang tebal. Melihat karakter temboknya yang kokoh saya meyakini bangunan masjid ini adalah bangunan tua. Saya cari tau di mesin pencarian, ternyata benar. Masjid Agung Sumenep mulai di bangun pada tahun 1779, dan selesai tahun 1787. 8 tahun!

Masjid Agung atau disebut sebagai Masjid Jami’ Sumenep dikenal juga sebagai Masjid Panembahan Somala, yaitu penguasa negeri Sungenep XXXI yang mendirikan bangunan tersebut. Keindahan dan lamanya usia Masjid Jami’ Sumenep menjadikan Masjid ini sebagai salah satu diantara 10 bangunan tertua yang memilki arsitektur ciri khas Nusantara.

P_20151130_174842

Meski sekarang sudah menjadi Masjid milik masyarakat Sumenep, namun sejatinya masjid ini awalnya di bangun sebagai tempat ibadah keluarga keraton. Jangan kaget jika kemudian interiornya sangat khas dengan bangunan kerajaan. Ditambah lagi ada ukiran kayu di bagian ujung gapura. Selain tembok bercat putih, masjid ini didominasi warna hijau dan kuning. Terutama bagian mihrab.

Sekilas diperhatikan, cungkup masjid ini bentuknya segitiga. Khas arsitektur negeri Tirai Bambu.

Masuk ke dalam ruangan sholat khusus wanita, sekejap saya terkesan dengan masyarakat Sumenep yang ‘meramaikan’ masjid. Meski bukan masa liburan, namun jamaah sholat di Masjid terlihat penuh.

Setelah mengambil air wudhu, saya lantas berjalan menuju ruangan sholat wanita. Sebelum menginjak lantai keramik, saya tertegun melihat kran kecil di depan saya. Ow, rupanya sebelum masuk ke dalam masjid, pengunjung harus mencuci kakinya kembali untuk menjaga kesucian..

P_20151130_175342

Saya pun tak menyia-nyiakan mencuci kaki dari kran langsung..

Walau masjid tampak penuh, namun suasana khusus tetap terjaga. Bahkan meski sholat sudah usai, tak banyak yang meninggalkan masjid. Rata-rata menghabiskan waktu dengan membaca kitab suci. Kecuali saya yang ‘Lamcing’ alias Habis Salam lalu Plencing pergi hehe..

Selesai sholat saya menikmati arsitektur bangunannya. Sebenarnya saya pengen sekali melihat mihrab utama, tapi gak mungkin, kan, karena disana tempatnya jamaah pria. Jadilah saya hanya memfoto-foto bangunan luarnya saja.

P_20151130_180717

Oya, masjid ini termasuk rindang, lho. Dimana-mana banyak pepohonan. Ada pohon sawo, ada pohon tanjung. Kedua pohon ini konon menyimpan suatu filosofi.

Bila suatu hari nanti saya berkunjung ke Sumenep, saya ingin berlama-lama di Masjid ini. saya ingin mengeksplor lebih banyak sudut-sudut bangunannya. Kalau bisa sih pas sholat Dhuhur, biar dapat foto yang terang. Masih penasaran euy!

P_20151130_174926

Ada yang belum pernah ke Masjid Agung Sumenep?

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *