Cerita Piknik

Naval Base Open Day 2017, Bebas Masuk Koarmatim seharian!

Mas, noleh’o titik, po’o, Mas.. 😀

Setiap puncak perayaan Hari Armada, Markas Komando Armada Maritim Timur selalu dibuka untuk umum. Pengunjung bebas masuk secara GRATIS dan boleh foto-foto berdekatan dengan kapal. Mau salto di dek kapal juga boleh.

Angka menunjukkan pukul 09.05 ketika saya sedang asik main IG. Mata saya tertambat pada postingan akun asli suroboyo yang ngasih caption bahwa di Ujung Surabaya sedang berlangsung Naval Base Open Day 2017. Seketika saya bangun dan ngeluarin motor. Kalau nggak segera berangkat, pagar masuknya keburu ditutup jam 11, tulis akun itu.

Di jalan sambil nyetir, kepala saya sibuk mikir rute tercepat. Sambil tolah toleh siapa tau ada barengannya. Beneran, kepala saya blank! Ini juga kali kedua saya masuk Koarmatim. Lupa-lupa ingat jalannya. Untung mulai masuk kawasan Ampel banyak yang searah, dugaan saya tujuannya sama. Ke Koarmatim!

Pemandangan dari kakinya Mas Jales yang saya singkat dari Jalesveva Jayamahe. Nun jauh disana kelihatan Jembatan Suramadu

Karena sibuk mikir gimana caranya supaya cepat sampai lokasi, saya baru sadar jarum bensin motor ada di bawahnya garis merah. Raba-raba saku, waduh lupa bawa uang cash pula. Nemu 2 lembar uang 2 ribuan di tas. Semoga saja cukup buat bayar parkir nanti!

Supaya ngirit bensin, saya memarkir motor yang nggak terlalu ke dalam. Semua motor berebut masuk jadinya macet. Pas ada tempat kosong dikit, saya taruh aja motornya.

Untuk bisa sampai ke parkiran ini saya ngikut aja sama pengunjung lain. Dari gerbang masuk jaraknya jauh, ada kayaknya 3 kilometer. Motor yang di depan jalan lurus, saya ikut lurus. Mereka belok, saya ikut belok. Beneran sih sampai di lokasi hehe..

Selesai naruh motor, saya ikuti aja mereka. Baru tau tempat sama lokasi acara cukup juauuuuuhhhhhh. Udah cuacanya panas, gak bawa minum juga. Parahnya gak bawa duit cash lagi! Tapi yang memberatkan pikiran saya adalah urusan bayar parkir motor nanti pulang. Masa harus bayar via transfer. Agak lega masih punya cash 4000,-!

Walaupun perjalanan kaki jauh, capeknya gak terlalu soalnya viewnya cakep. Lihat kapal sandar sama dapat foto disini udah seneng banget.

Pas lagi jalan ada Mas-Mas yang sibuk foto kapal. Saya tanya, “Mas tempat Pinisi Bima Suci masih jauh?”

Jawaban Mas-Mas membuat hati saya cuil: “Yaaah, jauh banget Mbak. Jalan ini notog kedepan trus belok kiri notog sampai ujung. Kapalnya ada di sana, dekatnya patung Jalesveva Jayamahe”

Saya mringis. Lihat ujung jalan tempat saya berdiri aja gak kelihatan. Bahkan sesenti kepalanya patung ‘Mas’ Jales (Jalesveva) nggak nampak sama sekali. Malah lebih jelas terlihat dari atas kapal Feri rute Surabaya Madura! 😀

Dan, si Mas tadi udah datang sejak setengah enam pagi! Saya datang, dia jalan pulang 🙁

Setelah dilakoni dengan hati gembira akhirnya sampai juga. Ini belum sampai ke patungnya, lho. Belum belok ke kiri nya. Dan setidaknya saya bahagia bisa melihat kepala Mas Jales sedikit. Gapapalah meskipun saya nggak ditoleh Mas Jales sama sekali. Mas Jales sibuk lihat sesuatu yang menarik ke arah sana!

Yang membuat lelah saya terbayar dan makin semangat jalan setelah melihat gerai ATM nganggur! Biarlah meskipun beda bank, yang penting saya bisa narik uang! Haha.. Masuk ke dalam ATM, saya hampir loncat! Ada beberapa Ibu lagi arisan dipojokan. Saya kira mereka antri mesin, rupanya lagi ngadem! Astagaaaa, Buuukkkk! Geser dikit lah kalau begitu, saya juga butuh udara AC…

Begitu pegang cash, saya langsung beli minuman ukuran 1,5 L! Leganyaa….

Kembali ke Naval Base Open Day 2017…

Hari itu Koarmatim tidak hanya menjadi Markas TNI AL, tapi juga PKL dan hari rayanya perusahaan minuman. Segala macam jajanan tersedia!

Bahagia hati saya begitu berhadapan dengan Mas Jales. Babahno, biarpun Mas Jales nggak noleh saya blas! Sing penting saya bisa selfie sama dia! Huhu..

Sebetulnya Naval Base Open Day 2017 menawarkan banyak hiburan. Seperti Pameran Alutsista, Terjun Payung, Wisata Kapal Perang dan Layar, tetapi berhubung datang kesiangan, saya ketinggalan lihat pameran alutsista nya. Lebih tepatnya ketinggalan info.

Dari sekian kapal, saya mengutamakan naik ke atas Kapal Pinisi KRI Bima Suci dan tentu saja masuk ke museum Mas Jales sekaligus naik ke puncaknya.

KRI Bima Suci

Beneran pengalaman yang sangat berkesan. Untuk pertama kalinya, saya naik ke atas Kapal Pinisi milik TNI AL Indonesia yang masih berfungsi.

Membayangkan bagaimana para awak kapal berbulan-bulan hidup di atas kapal dengan pemandangan laut lepas. Apa yang dilakukan para awak ketika sedang diatas kapal. Bagaimana seandainya ada badai dan ombak tinggi, apakah para awak kapal merasakan pusing dan muntah-muntah juga?

Soalnya gini lho, dilihat dari luar, ukuran kapal ini besar. Panjangnya 111 – 112 meter. Tapi waktu saya naik dan melihat sendiri kayak apa, ternyata kapal ini gak luas-luas amat. Apalagi diisi 66 prajurit. Saya yakin mereka lalu lalang, bisa dipastikan yang papasan dia lagi-dia lagi.

Bendera asing itu bukti kapal ini sudah pernah berkunjung ke negara tersebut

Tak hanya naik ke atas KRI Bima Suci, saya juga naik ke atas kapal perang KRI Bung Tomo. Habis naik dan foto sepatunya Mas Jales (Mas, Mas, lihat sepatumu saja atiku wes bahagia) sebenarnya saya udah kepayahan. Tapi kok pengen juga naik KRI Bung Tomo. Kapan lagi bisa lihat kapal perang, kan…

KRI Bung Tomo berdiri beriringan dengan KRI John Lie. Saya nggak sadar kalau dua kapal ini kembar. Waktu saya tanya Bapak petugas, dia selalu mendahulukan pertanyaan gini ke saya:

“Tanya yang kapal mana, nih. Bung Tomo apa John Lie?”

Wakakaka, saya baru ngeh kalau sedari tadi saya itu riwa-riwi di atas 2 kapal! Pantesan kok ujung kapal ini aneh! 😀

Jadi Indonesia itu punya kapal perang kembar 3 buatan Inggris. Namanya KRI Bung Tomo, KRI John Lie, dan KRI Usman Harun. Modelnya persis plek! Gak mbuwak sama sekali. Nah kemarin itu KRI Bung Tomo dan KRI John Lie sedang reunian. Sedangkan KRI Usman Harun sedang bertugas ke Libanon menjadi duta perdamaian.

KRI Bung Tomo dan KRI John Lie

Yang bikin ngakak lagi, dengan polosnya saya tanya begini, “Pak, kenapa namanya KRI John Lie, kok bukan pakai nama Pahlawan Indonesia?”

Teman-teman pernah dengar pahlawan Indonesia bernama John Lie? Ya ampuun sebagai warga negara Indonesia saya malu deh, John Lie itu ternyata Pahlawan dari Sulawesi Utara. Maafkan sayaa… waktu belajar PSPB setengah ngantuk saya..
Nulis sambil mengingat kekonyolan saya bawaannya pengen lari ndelik ke sepatunya Mas Jales!

Begitulah akhir perjalanan saya mengunjungi Naval Base Open Day 2017 di Koarmatim Ujung, Surabaya. Ketika gerimis rintik saya berlari meninggalkan area. Melihat luasnya medan, kaki saya nggak kekejar sampai parkiran motor. Hujan turun deras saya berteduh di samping gedung.

Difoto sama BapakTNI dari atas kapal KRI Bung Tomo. Yang saya pegang dan di belakang saya itu senjata dan peluru buat perang

Pemandangan depan saya sedaaap banget. Kapal-kapan bersandar dengan rapinya. Hanya saja kekuatan baterai HP dan kamera saya ludes. Cuma bisa diam sambil lihatin hujan, kapal, dan mobil yang riwa-riwi menggendong alutsista perang. Makin lama baju saya basah, jalanan banjir, dan saya tetap nggak bisa ngapa-ngapain.

Hampir sejam berdiri, ada mobil lewat ngasih kode ke saya. Mobil itu balik dan menawari tumpangan.

“Mbak mau kemana?” saya bilang mau ke parkiran.

Seorang Bapak yang baik hati mengantarkan saya sampai ke parkiran motor.

“Mbak kejebak hujan, ya. Saya tadi lewat sini ihat Mbak berdiri di sana. Saya balik lagi Mbak masih disana juga..”

“… Makin nunggu lama, makin tinggi airnya. Hujan berbarengan sama air laut pasang jalannya banjir..”

Oleh Bapak yang bernama Bambang itu saya diantarkan ke parkiran motor yang sudah suepi. Masih ada beberapa motor tapi gak sebanyak tadi pagi.

View dari tempat saya teduh

Begitu tiba di motor, tak jauh saya berdiri ada Bapak TNI yang sedang berjaga. Karena merasa dijaga, saya dekati sambil pegang uang bayar parkir, “Pak, parkirnya bayar?”

Tau nggak, jawabannya apa! “NGGAK, MBAK. GRATIS!”

Waolaaahhh.. padahal saya sudah siapkan duit parkir! Hahaha..

Drama terakhir saya bingung rute jalan pulangnya. Tadi datang rame-rame. Sekarang sendirian. Bapak yang jaga parkir pergi entah kemana. Saya pun mengikuti petunjuk khusus lewatannya Truck dan Bus.

Udah jalan jauh, hujan deres, bensin mepet, lha kok kesasar ke tambak-tambak, toh, ya. Nggak ada orang lagi yang bisa ditanya-tanya.

Begitu melihat ada motor, saya buru-buru teriak dan tanya rute nya. Ternyata saya salah ambil jalan. Tapi anehnya, saya balik itu pilihan satu-satunya adalah menuju ke jalan bertuliskan SELAMAT DATANG KE SARANG PETARUNG. Tulisannya begitu beneran! Tambah ndredeg aja saya. Karena pilihannya hanya satu saya teruskan jalan pelan-pelan. Kontur jalannya tanah, gak yakin ini adalah jalan umum. Setelah ratusan meter nggak berhenti, baru deh ketemu aspal.

Saya baru bahagia ketika melihat mobil patroli yang mengawal truk kontainer yang membawa meriam perang ke luar area Armatim. Pokoknya saya ikuti aja mereka. Alhamdulillah akhirnya ketemu jalan Hang Tuah! Haha..

Seru juga piknik sendirian. Semoga tahun besok ke Naval Base Open Day ada temannya! Budhalkan, Rek!

5 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *