Rujak Cingur, kuliner Nusantara yang aduhai dari Surabaya
Rujak Cingur, kuliner Nusantara yang aduhai dari Surabaya – Sebagai orang Surabaya, kebahagiaan paling bahagia yang saya rasakan adalah saat menikmati sepiring Rujak Cingur, Ehem! Rujak Cingur adalah makanan favorit saya selain kuliner Jawa Timur lainnya seperti Rawon, Soto, Tahu Campur, Tahu Tek, Lontong Balap, Lontong Kupang, dan Semanggi. Setiap kali melihat Rujak Cingur, lidah saya rasanya trecep-trecep gak tahan. Sensasinya itulho, nano-nano! ada pedas, asem, dan manis. Bumbunya unik, bahannya melimpah ruah! Saya suka.. saya suka..!
Rujak Cingur adalah kuliner khas Nusantara dari Jawa Timur, khususnya Surabaya, yang rasanya aduhai. Ngangeni! ibarat makan sambal kepedesan kemudian kapok, besoknya diulang makan sambal lagi dengan porsi cabenya ditambah. Orang Jawa bilang kapok lombok.
Tiap kali membeli Rujak Cingur, saya selalu melihat proses ngulegnya sampai selesai. Aroma kacang dan petisnya bikin jakun saya naik turun. Haruuuumm banget.. sedaapp!
Tunjukkan kuliner Nusantara kepada dunia
Saking semangatnya, saya selalu melihat penjual saat lagi nguleg rujak sambil mengabadikannya. Rujak Cingur, kan,makanan tradisional yang harus dibanggakan, cara saya melestarikannya adalah dengan membeli lalu difoto kemudian diupload di media sosial. Tujuannya satu, memamerkan kuliner nusantara kepada dunia. Misi lainnya untuk menunjukkan kepada anak-anak muda supaya lebih dekat dan mengenal kuliner asli daerah.
Bahkan, untuk melestarikan Rujak Cingur, Pemerintah kota Surabaya setiap tahun mengadakan Festival Rujak Uleg tiap bulan Mei yang bertepatan dengan Hari Jadi kota Surabaya. Saya pernah mengabadikan Festival Rujak Uleg pada 2014 lalu, seperti ini kemeriahannya..




Kamera Smartphone mudahkan aktifitas upload makanan ke Medsos
Untuk memudahkan dokumentasi kuliner asli nusantara, saya gunakan saja kamera smartphone. Smartphone sekarang canggih-canggih, kayak ASUS Zenfone yang kini dilengkapi dengan PixelMaster Camera yang memudahkan penggunanya mengabadikan momen-momen penting. Bagi saya lihat orang nguleg rujak merupakan pekerjaan penting. Gerakan orang nguleg itu cepat, kalau nggak segera dijeprat-jepret momennya keburu hilang. Hebatnya lagi, hasil tangkapan kamera bisa langsung diunggah ke Instagram dan sosial media lainnya. Gak usah ribet transfer dulu ke komputer.. sambil makan rujak juga bisa.
Saat saya memotret menggunakan ASUS Zenfone, saya takjub melihat hasilnya. Seperti ini:

Keunggulan memotret menggunakan ASUS Zenfone adalah fitur kamera yang mumpuni yang dilengkapi dengan fitur pendukung PixelMaster Camera.
PixelMaster Camera itu apa, sih?
Pertanyaan penting, ini. Kalau bukan pengguna ASUS Zenfone gak akan bisa mendapatkan fitur yang bagus ini. Jadi, PixelMaster Camera merupakan fitur kamera yang dipasang di ASUS Zenfone agar pengguna dapat mengambil mode gambar yang sesuai dengan kebutuhan. Supaya hasil foto maksimal, pengguna juga bebas melakukan pengaturan sesuai keadaan sekitar menggunakan mode Manual.
Beberapa pilihan untuk menangkap momen yang ada di PixelMaster Camera, antara lain:

Mode Auto, Bagi yang awam fotografi, mode ini sangat membantu saat ingin mengambil gambar karena mode ini tak membutuhkan settingan rumit
Mode HDR, Agar foto mendapat kesan dramatis, mode HDR akan menciptakan foto yang tajam yang objeknya bisa terlihat hidup
Mode Low Light, Mode ini untuk membantu memaksimalkan cahaya redup sehingga hasil foto lebih sempurna.
Mode Effect, mode ini dapat menciptakann efek macam-macam efek, seperti Lomo, Klasik, Romantis, Sepia, hitam putih, sketsa, dan lain-lain
Mode Panorama, Bagi yang suka foto landscape, mode ini akan membuat hasil jepretan menjadi tampak lebar.
Mode Depth of Field, karena saya suka dengan foto bokeh, mode ini jadi andalan saya buat menghasilkan foto memberi efek blur
Ini masih sebagian saja, mode lain masih banyak yang bisa diexplor, seperti mode Beautifucation, Smart Remove, Manual, Time Lapse, dan sebagainya.
Ini beberapa hasil jepretan Rujak Cingur menggunakan beberapa mode PixelMaster Camera yang tanpa saya edit sama sekali dengan ruangan cahaya maksimal:
Mode Auto

Mode Depth of Field

Mode HDR

Mode Miniature

Mode Low Light

Mengenal dekat Rujak Cingur sebagai kuliner Nusantara
Rujak Cingur sangat dekat dengan kehidupan saya karena Ibuk saya dulunya pernah jualan Rujak. Sebagai mantan anak pedagang rujak, jelas saya hapal bumbu-bumbunya. Bumbunya sih hapal, eksekusinya aja yang membedakan rasa.. salah-salah bisa cemplang rasanya, haha..
Rujak Cingur terdiri dari macam-macam bumbu, yaitu: Cabe, Kacang, Garam, Asem, Gula merah, trasi, bawang putih goreng, pisang klutuk, dan petis. Tentu saja pakai air.



Eh, tepuk tangan dulu, doong.. asli saya hapalan lho, gak ngerpek resep sama sekali! Wakaka.. *anaknya butuh perhatian, nih!*
Untuk rujak sendiri ada yang matengan ada yang campur. Kalau matengan bahan yang dipotong yang mateng-mateng aja kayak lontong, tahu, tempe, kulup (sayuran rebus) kecambah dan kangkung, bendoyo (krai yang direbus) dan cingur. Sedangkan rujak campur, selain bahan matengan juga ditambahkan buah-buahan macam timun, krai, nanas, bengkuang, pencit (mangga muda), kedondong, dan pepaya.

Kolaborasi aneka macam bumbu dan bahan rasa inilah yang membuat saya sulit membenci Rujak Cingur. Asli, enak banget! Teman-teman kudu nyoba! Beneran enak! Iya-iya, percaya.., gitu amat! 😀
Hmm, barangkali ada yang penasaran, Cingur itu apa sih?
Hohoho.. sesuai dengan namanya, Rujak Cingur, tentu harus ada cingurnya. Karena dalam hal ini cingurlah yang jadi pemeran utama yang bayarannya paling gede! Haha.. Harga cingur mahal, Jeh! Jadi kalau harga rujak mahal, salahkan cingurnya, haha.. tapi harga cabe sekarang mahal, ya? ya udah salahkan juga cabenya! 😀
Tapi ada lho orang nggak suka cingur yang pesen rujak cingur minus cingur! Eh gimana sih kalimatnya, haha..
Jadi cingur apa dong?
Cingur atau congor merupakan bahasa khas Suroboyo yang berarti mulut. Pernah dengar orang Suroboyo berkata gini, (maaf), “Congormu!” artinya yaitu “mulutmu!”. Nah, cingur adalah mulutnya sapi. Bentuk dagingnya tebal yang kalau dimakan rasanya kenyal nikmat. Kalau ke Surabaya jangan sekali-sekali bilang congormu kepada temanmu kalau nggak mau kena bogem, karena congor adalah pengucapan kasar, masa mulut manusia disamakan sama sapi, hehe..
Namun kendala harga cingur yang mahal, penjual Rujak Cingur biasa menggantinya dengan hidung sapi atau kulit sapi yang tebal, orang Surabaya menyebutnya Cecek Kandel. Tapi tetep aja harga keduanya sama-sama mahal.
Bumbu Utama Rujak Cingur
Sebagai daerah pesisir, rata-rata kuliner khas Jawa Timur menggunakan bumbu berbahan petis. Biasanya pakai petis udang. Nah, kenikmatan rujak cingur terdapat pada bumbu yang mengandung petis tersebut. Petis yang enak warnanya hitam dan lengket kayak bubur. Petis seperti ini aromanya sedap dan gampang mengolahnya.


**
Ke Surabaya nggak makan Rujak Cingur? Rugi bandar, deh! Beneran! Saya jamin Surabayanya gak sah! Haha.. Hayo-hayo siapa yang mau ke Surabaya, saya ajak ke warung rujak cingur. Jangan lupa traktir saya! Huehue..
Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel.