Wisata Hoofdbureau: Napak Tilas Jejak Perjuangan Kepolisian di Surabaya
Wisata Hoofdbureau: Napak Tilas Jejak Perjuangan Kepolisian di Surabaya. Sebuah pengalaman mengesankan mengikuti kegiatan Wisata Hoofdbureau yang di adakan oleh jajaran Polrestabes Surabaya pada 28 Mei 2016, lalu. Tak sekedar jalan-jalan keliling kota Pahlawan saja, sekaligus juga mengenal jejak sejarah perjuangan Kepolisian Republik Indonesia pada masa merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.
Ketika membaca Roundown acara Wisata Hoofdbureau, seketika itu saya teringat dengan buku karya Mbak Irma Devita yang berjudul Sang Patriot, Buku yang mengulas biografi Letkol Sroedji, seorang mantan kadet PETA yang gagah berani memberontak penjajah Jepang dan terlibat langsung dalam penyerangan Agresi Militer Belanda di bawah kepemimpinan Inspektur Kelas Satu Moehammad Jasin pada akhir tahun 1945.
Wisata Hoofdbureau: Napak Tilas Jejak Perjuangan Kepolisian di Surabaya dilepas oleh Kapolrestabes Surabaya, Kombespol Iman Sumantri beserta jajaran, serta penggagas Wisata Hoofdbureau, AKBP Andre J.W Manuputty.
Dalam sambutannya, Bapak Iman Sumantri mengajak masyarakat Surabaya menciptakan suasana yang kondusif. Sebagai pelayan masyarakat, Kepolisian akan berusaha menciptakan Surabaya aman dan tentram. Dikenal dengan kota Pahlawan, Polrestabes Surabaya mendukung acara Wisata Hoofdbureau sebagai bagian memperkenalkan perjalanan sejarah Kepolisian di Surabaya.

Bapak Andre J.W Manuputty juga tak kalah semangat menyambut rekan-rekan netizen yang hadir sekaligus mengumumkan bahwa diakhir acara akan diadakan Kuis Wisata Hoofdbureau. Konsep Kuis Wisata Hoofdbureau tak ubahnya Kelompencapir. Semoga kalian masih ingat acara itu, kalau gak ingat mintalah petunjuk kepada Mbah Google 😀

Wisata Hoofdbureau mengunjungi 8 titik spot di seluruh Surabaya yang sebagain besar adalah bangunan cagar budaya, yaitu Gedung RRI Surabaya, Monumen Perjuangan POLRI, Gedung St. Louis, Gedung Wismilak, Polsek Tegalsari, Gedung Don Bosco, Polsek Bubutan, dan Polrestabes Surabaya
1. Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya
Gedung RRI berlokasi di jalan Pemuda Surabaya. Jika kalian pernah sekolah TK di Surabaya, pasti pernah masuk ke gedung ini. Seperti saya hehe..

Saat masuk ke gedung ini, rombongan Wisata Hoofdbureau disambut oleh Ibu Dra. Yuvita Tri Redjeki, Kepala RRI Surabaya. Dihadapan para netizen, Bu Yuvita menjelaskan bahwa RRI memiliki peran penting dalam pertempuran 10 November 1945. Walau Bung Tomo saat itu tidak melakukan siaran di RRI, tetapi di Radio Pemberontak, namun RRI juga turut meneruskan pidato Bung Tomo.
Jika kalian masuk ke gedung RRI, maka akan menemukan ruang-ruang siaran dari mulai pintu masuk hingga ke lantai atas. Sesuai filosofi RRI, orang masuk langsung lihat siaran. Pas sekali dengan motto RRI, Sekali di Udara tetap di Udara.
2. Monumen Perjuangan POLRI
Monumen Perjuangan POLRI terletak di perempatan Darmo, bersilangan dengan jalan Polisi Istimewa. Monumen ini diresmikan pada tahun 2008 sebagai monumen untuk mengenang Barisan Polisi Istimewa yang memproklamirkan diri menjadi bagian Polisi Republik Indonesia pada 21 Agustus 1945 dibwah pimpinan Inspektur Polisi Kelas Satu, Moehammad Jasin.
“Oentoek bersatoe dengan rakjat dalam perdjoeangan mempertahankan Proklamsi 17 Agoestoes 1945, dengan ini menjatakan Polisi sebagai Polisi Repoeblik Indonesia.”
Soerabaja, 21 Agoestoes 1945 Atas nama Seloeroe warga Polisi, Moehammad Jasin-Inspektoer Polisi Kelas I
Saat malam hari Monumen Perjuangan Polri terlihat cantik, ada lampu warna-warni yang menghiasi setiap huruf yang terangkai. Monumen Perjuangan Polri menjadi salah satu destinasi taman kota di Surabaya yang layak untuk dikunjungi.
3. Gedung St. Louis
Melalui Jalan Polisi Istimewa Surabaya, pasti melewati SMAK St. Louis 1. Mengikuti Wisata Hoofdbureau inilah saya baru tau bahwa Gedung St. Louis dulunya pernah digunakan sebagai markas Polisi Istimewa dan sebagai tempat latihan baris berbaris pimpinan Moehammad Jasin pada tahun 1943.
Dalam catatan sejarah, Gedung St. Louis dibangun oleh arsitek Belanda dan memiliki peran perjalanan Kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Di tempat ini juga cikal bakal Brimob berdiri. Bahkan masyarakat Surabaya tak banyak tau bahwa St. Louis turut mengibarkan bendera merah putih pertama kali di Surabaya pada 19 Agustus 1945.
Untuk mengenang jasa gedung St. Louis terhadap Kepolisian, peserta Wisata Hoofdbureau di minta baris berbaris yang diakhiri dengan kembali masuk kendaraan.
4. Gedung Wismilak
Selain Gedung St. Louis, masih ada lagi gedung yang bersejarah bagi Kepolisian RI, yaitu Gedung Wismilak. Lokasinya pas di pojokan jalan raya Darmo dan jalan Dr. Soetomo.
Bagi sebagian Arek Suroboyo, gedung ini masih dikenal sebagai Kantor Polisi walopun sekarang telah berubah fungsi menjadi Gedung Perusahaan Rokok.
Dalam sejarahnya, di depan Gedung Wismilak ini pernah terjadi pelucutan senjata oleh Tentara Sekutu sehingga oleh Dinas Pariwisata kota Surabaya menjadikan gedung ini sebagai gedung cagar budaya.
Masuk ke dalam gedung ini kita akan disuguhi bangunan khas kolonial. Pintu-pintu putih berjajar rapi dengan jendela-jendela tinggi terbuat dari kayu. Di bagian dalam terdapat juga tangga kayu yang masih kokoh dilalui
5. Polsek Tegalsari
Hayoo siapa yang pernah nekat ambil jalur dari Embong Sawo ke jalan Tegalsari? Saya!! *nunjuk tangan* 😀
Jangan nekat lagi ambil jalur ke sini ya, karena sekarang jalan Basuki Rahmad, khususnya di depan jalan Embong Sawo diberi pembatas jalan. Dan siapa sangka bahwa ternyata Polsek Tegalsari dijadikan sebagai salah satu gedung cagar budaya di Surabaya. Sayangnya, tak banyak informasi yang didapat seputar gedung Polsek Tegalsari terkait sejarah dan asal-usulnya.

6. Gedung Don Bosco
Sekilas dilihat Gedung Don Bosco memiliki ciri khas bangunan kolonial. Gedung yang berlokasi di jalan Tidar Surabaya dan saat ini menjadi Panti Asuhan Don Bosco memiliki kaitan erat terhadap pertempuran Arek-arek Suroboyo. Dulunya, di gedung ini di jadikan sebagai tempat penyimpanan senjata pasukan Jepang.
7. Polsek Bubutan
Polsek Bubutan Surabaya memiliki sejarah berdirinya Kepolisian Republik Indonesia di Surabaya karena di snilah pertama kali tempat berkantornya Inspektur Polisi Kelas Satu Moehammad Jasin. Lokasi Polsek Bubutan berada di jalan Bubutan Surabaya

8. Polrestabes Surabaya
Sebelum menjadi Polrestabes Surabaya, gedung yang dikenal dengan sebutan Hoofdbureau van Politie yang berarti Kantor Biro Pusat ini telah menjadi kantor Militer pada jaman kependudukan Belanda. Saat ini bangunan tua peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1828, memiliki fungsi ganda, sebagai tempat penyimpanan koleksi sejarah milik Kepolisian yang dinamakan Museum Hidup.
Itulah sedikit cerita perjalanan Wisata Hoofdbureau. Lelah kami terbayar lunas saat mengikuti ‘Kelompencapir’ Kuis Hoofdbureau. Ada 3 tim yang mengikuti Kuis, yaitu Tim Hoofdbureau, Tim M Jasin, dan Tim Monumen Polisi Istimewa. Pertanyaannya tidak sulit sebenarnya, namun penuh dengan intrik menjebak haha.. Serunya lagi bel tiap masing-masing tim berbeda dan malah tampak unik.

Mengikuti Kuis Hoofdbureau mengingatkan saya akan masa kecil dulu dengan mainan tebak-tebakan. Seru bangeettt..
Wisata Hoofdbureau: Napak Tilas Jejak Perjuangan Kepolisian di Surabaya membawa pulang banyak cerita dan kenangan. Terima kasih Kapolrestabes Surabaya, Bapak Iman Sumantri, Terima kasih untuk Bapak Andre J.W Manuputty, Terima kasih juga untuk Bapak Polisi ‘Jarwo’ yang menghibur kami di penatnya kota Surabaya, dan terima kasih saya untuk Bapak-bapak Polisi yang ramah dan baik menerima kehebohan kami… Anda semua hebaaattt. Bravo Polrestaber Surabaya